Limbah Elektronik Dunia Catat Rekor Tertinggi 53,6 Juta Ton
Limbah Elektronik Dunia Catat Rekor Tertinggi 53,6 Juta Ton

Limbah Elektronik Dunia Catat Rekor Tertinggi 53,6 Juta Ton

- +

Setiap tahun, para vendor smartphone berlomba merilis produk baru dari berbagai segmen. Mereka juga bersaing untuk mengapalkan ponsel lebih banyak setiap kuartalnya. Itu baru smartphone. Belum lagi, pabrikan elektronik lain seperti laptop, televisi, atau perabot rumah tangga.

Jangan lupakan wearable device yang beberapa tahun belakangan menjadi tren dan kian gencar dijual. Ada hal yang luput dari pantauan selain semakin canggihnya teknologi di barang elektronik dan adu banyak penjuala. Yaitu limbah elektronik atau e-waste yang semakin menggunung.

Menurut laporan terbaru dari The Global E-waste Statistic Partnership, total sampah elektronik dunia saat ini mencapai 53,6 juta ton. Angka ini meningkat 9,2 juta ton dari laporan sebelumnya pada tahun 2014. Dari total sampah tersebut, hanya 17,4 persen yang bisa didaur ulang.

Masalah di negara berkembang

Masalah di negara berkembang

Diperkirakan, 8 persen sampah elektronik yang dihasilkan penduduk negara maju seperti AS, dibuang ke tempat sampah dan akhirnya masuk ke insinerator atau tungku pembakar sampah. Di negara berkembang, di mana kebanyakan negara tidak memiliki kebijakan formal terkait sistem pembuangan sampah, limbah elektronik kemungkinan tidak dikelola dengan baik.

Laporan yang sama juga menyoroti anak-anak yang tinggal, bekerja, dan bermain di wilayah daur ulang sampah elektronik informal. Mereka bisa menghirup gas beracun yang dilepaskan saat komponen elektronik dibakar atau bahan kimia yang masuk ke dalam kotoran yang diinjak anak-anak saat mereka bermain.

Para pekerja dewasa yang menggunakan senyawa asam untuk menghilangkan emas dari bahan elektronik, bisa saja membuang bahan kimia ke saluran air, meresap di tanah dan mencemari sistem makanan.

Konsumsi elektronik meningkat

Konsumsi elektronik meningkat

Masalah sampah elektronik semakin memburuk dengan konsumi elektronik yang kian meningkat. Hanya 78 negara yang memiliki kebijakan, regulasi, dan legislasi untuk menangani masalah sampah elektronik ini. Negara-negara tersebut kebanyakan berasal dari Uni Eropa yang memiliki tingkat pengumpulan dan daur ulang yang tinggi.

Prediksi itu bisa lebih rendah, asalkan konsumen melakukan perubahan dalam pembuangan elektronik, misalnya saja seperti mendaur ulang sampah elektronik dan menuntut pihak terkait untuk membuat program daur ulang limbah elektronik lebih banyak.

Namun catatan lebih penting diperuntukan bagi pembuat regulasi yang harus segera mencari cara bagaimana cara menangani sampah elektronik sebelum "mengubur" populasi manusia perlahan-lahan. Cari Dan Temukan Komponen Elektronik Telecommunication Circuits Untuk Industri Dan Pabrikasi, Bahkan Telecommunication Circuits Yang Usang Ataupun Telecommunication Circuits Yang Sulit Ditemukan.

Diperbarui
Tambahkan Komentar
Limbah Elektronik Dunia Catat Rekor Tertinggi 53,6 Juta Ton

Limbah Elektronik Dunia Catat Rekor Tertinggi 53,6 Juta Ton